Kamis, 24 Maret 2011

Peranan Sultan Hamid II Yang Terlupakan Sejarah

Peranan Sultan Hamid II yang terlupakan Sejarah

Oleh Turiman Fachturahman Nur

Ada satu paparan yang menarik dari web di Internet, yaitu Pertanyaan bagaimana peristiwa sejarah Sultan Hamid II itu bagi Kalimantan Barat, berikut ini sebuah tulisan yang penulis akses dari Google, Sultan Hamid II, Federalisme dan Nasib Borneo Barat, Rabu, 10-12-2008 oleh: Rudy Handoko Wikimu Google pada Kanal: Opini , ia mengawali paparan dengan mencatat, bahwa Sultan Hamid II seorang Sultan Pontianak yang saya anggap paling berjaya meneguhkan keberadaan Kalimantan Barat sebagai daerah yang seharusnya diperhitungkan dan dihargai sebagai negeri yang bermarwah.

Sebagai seorang tokoh yang sudah kenyang asam garam perpolitikan pra kemerdekaan, semasa kemerdekaan dalam prosesi pembentukan identitas Negara Republik Indonesia ini dan turut menjadi tokoh yang mempunyai peran dalam periode awal kemerdekaan, maka eksistensi Sultan Hamid II tak pelak bagi saya menjadi percontohan yang mesti dibanggakan oleh masyarakat Kalimantan Barat.

Meskipun selama sejarah negara ini berkembang, penuh cerita yang manipulatif, sehingga peranan-peranan putra Kalimantan ini diabaikan dan tiada dianggap sebagai tokoh yang memainkan peranan dalam pembentukan negara-bangsa ini. Sultan Hamid II di-stereotipekan sebagai pemberontak, anti negara kesatuan, dalang APRA, dan sebagainya. Sehingga dengan gampangnya sejarah yang dimunculkan mentadbirkan Sultan Hamid II sebagai sosok antagonis dalam republik ini.

Boleh jadi sejarah dan pencatatan sejarah tidak berpihak kepada Sultan yang cerdas ini, inilah penyakit negara bangsa yang kerap dengan mudahnya menghilangkan jasa-jasa dan apa-apa yang telah diperbuat seseorang hanya karena adanya perbedaan pandangan, adanya perbedaan visi seperti mengenai ideologi dan model/bentuk negara, serta adanya pertentangan politik akibat perbedaan itu, terutama jika bertentangan dengan rezim yang berkuasa. Karena rezim yang berkuasalah yang menentukan seperti apa sejarah hendak dicatat dan diceritakan kepada generasi berikutnya.

Dalam hal tiadanya pengakuan negara, Sultan Hamid tiada sendiri, ada Tan Malaka tokoh Pergerakan yang Revolusioner nan berjasa, tapi mati karena bangsanya sendiri, ada Semaun yang tidak dihargai jasanya sebagai tokoh yang bergerak untuk memperjuangkan bangsanya, jauh sebelum 1945, tapi tak dianggap hanya karena Semaun seorang yang berfaham kiri marxis sama halnya dengan Tan Malaka. Ada Natsir, yang keluar masuk penjara oleh bangsa yang diperjuangkannya, ada Alex Evert Kawilarang seorang militer mumpuni yang hilang jejak sejarahnya hanya karena bermusuhan dan bermasalah dengan rezim Orba. Dan masih banyak yang lain lagi.

Sultan Hamid II, Sultan Pontianak seorang lulusan Akademi Militer Breda Belanda, menjadi perwira tentara KNIL (Koninklijk Nederland Indische Leger) dengan pangkat Major, Sultan Hamid II mempunyai jejaring diplomatik yang amat sangat berpengaruh dalam upaya mendapatkan pengakuan atas kedaulatan negeri ini. Namun kedekatannya dengan pemerintahan kolonial Belanda kerap dijadikan argumentasi bahwa Sultan Hamid II adalah pengkhianat.

Apalagi ketika tokoh ini menjadi ketua sebuah daerah federasi dengan nama Daerah Istimewa Kalimantan Barat (DIKB) pada awal tahun 1948 yang membawahi daerah swapraja dan neo-swapraja di Kalimantan Barat. Pemerintahan DIKB terdiri dari 40 orang anggota dewan legislatif yang terdiri daripada 15 orang wakil swapraja dan neo-Swapraja, 8 orang wakil golongan etnik Dayak, 5 orang wakil etnik Melayu, 8 orang wakil etnik Cina, 4 orang wakil daripada Indo Belanda. Sedangkan pemerintahan DIKB dipimpin Sultan Hamid II selaku kepala daerah dengan wakilnya yaitu Nieuwhusysen yang kemudian digantikan Masjhoer Rifai’i. Dalam menjalankan pemerintahan sehariannya, Sultan Hamid selaku kepala DIKB dibantu oleh sebuah Badan Pemerintah Harian (BPH) yang beranggota 5 orang, iaitu J.C Oevaang Oeray, A.F Korak, Mohamad Saleh, Lim Bak Meng, dan Nieuwhusysen.

Lantas kemudian memimpin delegasi BFO yang lebih setuju negara ini sebagai negara federal pada Konferensi Meja Bundar (KMB) Den Haag. Maka cukup sudah alasan untuk menyingkirkan dan mengubur dalam-dalam jasa-jasa Sultan Hamid II.

Sultan Hamid II adalah seorang federalis, namun bukan berarti beliau seorang yang tidak nasionalis. Ia mendukung pembentukan negara Republik Indonesia Serikat (RIS), tetapi ia tetap menolak keinginan pemerintah Belanda untuk menjadikan Kalimantan Barat sebagai sebuah negara bagiannya. Hal ini yang dihilangkan dari sejarah! Padahal, kalau Sultan Hamid II dengan kecakapan dan keluasan jaringan diplomasinya pada saat itu, jika memang menginginkan DIKB menjadi negara bagian Belanda, maka boleh jadi Kalimantan Barat sekarang bukan bagian dari Republik ini.

Cita-cita Sultan Hamid II bersama-sama ketua-ketua daerah swapraja dan neo-swapraja lainnya sederhana sekali, bahwa dengan egara federalis, mereka menginginkan kesepakatan seperti yang telah mereka buat yakni untuk membentuk pemerintahan Kalimantan Barat sebagai sebuah daerah istimewa, sebagaimana kedudukan Kesultanan Yogyakarta yang berstatus sebagai provinsi daerah istimewa yang masih wujud sampai saat ini. Tapi karena federalisnya ini Sultan Hamid menjadi korban perjuangan politiknya bahkan seumur hidup jatuh dalam fitnah ‘pemberontak.

Sultan Hamid II dalam Konferensi Meja Bundar (KMB) di Denhaag, sebagai wakil negara-negara bagian dan daerah federasi dengan gigihnya memperjuangkan agar negara Indonesia tetap menjadi sebuah negara federal dengan Republik Indonesia Serikat (RIS). Selaku ketua DIKB, Sultan Hamid II berusaha agar status Kalimantan Barat sebagai daerah istimewa mendapat pengakuan resmi dalam perundingan dengan pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia dan pemerintah Belanda.

Secara singkat perjuangan tersebut tidak sia-sia, kedudukan Kalimantan Barat sebagai daerah istimewa dan negara-negara bagian serta daerah federasi kemudian mendapat pengakuan dalam konstitusi negara RIS (Republik Indonesia Serikat). Pengakuan terhadap daerah istimewa Kalimantan Barat itu sesuai dengan perjanjian Konferensi Meja Bundar (KMB) yang ditanda tangani di Den Haag tentang pembentukan negara Republik Indonesia Serikat (RIS), serta persetujuan pemerintah Belanda menyerahkan kedaulatan pada tahun 1949 kepada pemerintahan RIS.

Namun apa daya, dalam pemerintahan RIS di bawah Perdana Menteri Muhammad Hatta, Sultan Hamid II hanya dilantik menjadi Menteri Negara Porto Folio, suatu jabatan penghibur atau mungkin sekedar pelengkap penderita. Pengangkatannya sebagai Menteri Negara tanpa tugas khusus itu, tentu membuat Sultan Hamid II kecewa, karena tidak setimpal dengan peranan yang telah dilakukannya dalam Konferensi Meja Bundar di Den Haag (kasusnya hampir sama meskipun berbeda konteks ketika Natsir kecewa, Alex Evert Kawilarang kecewa, atau ketika Kahar Mudzakar kecewa dengan pemerintahan sehingga melahirkan protes).

Jasa lainnya yang dihilangkan begitu saja adalah peranan Sultan Hamid II dalam KMB tidaklah semata-mata memperjuangan BFO dan Federalisme, tapi…kesediaan Belanda menyetujui penyerahan kedaulatan seluruh wilayah bekas jajahannya di Hindia Belanda kepada Republik Indonesia Serikat, tidak terlepas daripada jasa Sultan Hamid II yang mampu berjaya membujuk Ratu Yuliana selaku Ratu Belanda. Ini bukti kelihaian diplomasi dan karena kedekatan Sultan Hamid II yang pernah menjadi Ajudan/Pengawal Ratu Yuliana Belanda.

Kemudian, hal lain yang juga yang dilakukan untuk menghilangkan eksistensi Sultan Hamid II adalah perihal siapa yang menjadi Desainer dari Lambang Kenegaraan yang masih terpakai hingga saat ini yakni Burung Garuda tersebut. Meski sejarah menutup-nutupi, hasil karya Sultan Hamid II selaku perancang Lambang Kenegaraan tersebut tak boleh dilupakan.

Sebuah Beban Psikologi Hukum mewujudkan Wasiat Sultan Hamid II

Jika kita tanyakan kepada pelajar dan mahasiswa Indonesia, siapa perancang lagu Indonesia Raya, maka serentak akan menjawab W.R Supratman, tetapi ketika ditanya siapa perancang lambang negara republik Indonesia, dapat dipastikan ”kebingungan” itulah sebuah gambaran beban psikologis, catatan sejarah itu sudah lama terpendam, bahkan seorang penulis buku berjudul ”Mencari Telur Garuda” Nanang R.Hidayat, menyatakan sebuah pernyataan menarik pada halaman 30 ”Bila berpedoman pada Tesis Turiman, 1999 maka hingga 2008 berarti 57 tahun kemudian setelah ditetapkannya Garuda Pancasila sebagai Lambang Negara Republik Indonesia pada 17 Agustus 1951 di Jakarta, baru ditemukan secara akademik bahwa Sultan Hamid II-lah penciptanya, Waktu yang cukup lama bagi sebuah bangsa untuk mendiamkan terpendamnya bagian sejarah yang teramat penting, Cukup lama bagi sebuah bangsa yang bercita-cita menjadikan semua rakyatnya menjadi Pancasilais sejati, untuk bungkam tentang siapa perancangnya”.

Itulah yang penulis maksudkan beban psikologis hukum, karena sampai hari ini belum ada pernyataan resmi dari negara siapa sebenarnya perancang lambang negara, bagaimana tidak mungkin lambang negara itu ’tahu-tahu” ada disekitar kita, siapa perancangnya, masih adakah yang peduli dengan catatan sejarah yang tercecer ini ?, bangsa ini seharusnya prihatin lambang negara itu sering menempel dibaju pejabat dan terpampangkan di gedung lembaga negara dan pemerintahan bahkan di gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, tetapi hanya sekedar sebuah simbol yang ”kosong makna” bagaikan ”kepompong”.

Pada hal salah satu bagian dari lambang negara itu adalah sebuah prinsip kenegaraan, Bhinneka Tunggal Ika yang dicengkram kuat oleh kaki Garuda Rajawali, disamping lambang-lambang yang terdapat di perisai sebagai simbolisasi sila Pancasila, mari kita kaji lebih dalam untuk mencari jawaban mengapa bangsaku ”sakit” atau ada penyakit psikologis yang sedang berjangkit dibangsaku.

Berkaitan dengan ini peneliti menyarankan, bahwa Pemerintah Republik Indonesia melalui usulan DPR untuk memberikan penghargaan kepada Sultan Hamid II melalui ahli warisnya memberikan penghargaan dan menyatakan bahwa benar Sultan Hamid II adalah perancang gambar resmi Lambang negara yang berbentuk Rajawali-Garuda Pancasila dan sekaligus memenuhi wasiat Sultan Hamid II yang menyatakan : "Mungkin ini adalah yang dapat saya sumbangkan kepada bangsa saya, kamu jangan pasang lambang negara dirumah sebelum diakui bahwa gambar itu rancangan Hamid dan mudah-mudahan sumbangan pertama saya (buku-buku dan dokumen file lambang negara) ini bermanfaat bagi negara yang dicintai oleh kita."

Dan mewujudkan wasiat seseorang secara hukum (Islam) adalah wajib dan juga sebagai bangsa berkesadaran sejarah wajiblah menegakan kebenaran dan keadilan sebagaimana diperintahkan oleh Allah SWT dalam Al-Qur'an: Sesungguhnya Allah telah menyuruhmu untuk menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya. Dan bila kamu menetapkan hukum antara manusia, maka penetapan hukum itu hendaklah adil, bahwa dengan itu Allah telah memberikan pengajaran sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar dan Melihat (Surah Anisa ayat 58), Hai orang-orang yang beriman! Hendaklah kamu berdiri tegak di atas kebenaran yang adil semata-mata karena Allah dalam memberikan kesaksian, dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap suatu kaum sampai mempengaruhi dirimu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adilah karena adil itu lebih dekat kepada taqwa. Karena itu bertaqwalah kamu kepada Allah ! Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan (Surah Al Maidah ayat 8). (Pemapar adalah Expert Hukum Tata Negara UNTAN dan pernah menulis Sejarah Hukum Lambang Negara RI sebagai Tesis UI, 1999).

»»  Baca Selengkapnya...

The concept of Pancasila “Berthawaf”

The concept of Pancasila “Berthawaf”

By Turiman Fachturahman Nur

Understanding the meaning of Pancasila has been philosophically there is a tendency juridical hierarchical pyramid structure for this because this is an academic understanding of Pancasila is always based on the views of Prof. Dr. Drs Notonagoro that proposed in the Speech Dies Natalis Air Langga University on 10 November 1955 that currently most referenced and become back when discussing the philosophy of Pancasila. Notonagoro argues, in his book Philosophy Pancasila Association of the Republic of Indonesia, in 1962 argued: "The composition of Pancasila is hierarchis and has a pyramidal shape. If the core essence, the sequence of the five principles indicate a short circuit in this area, each was behind sila sila Another is the specialism of the sila-sila which dimukanya. If the sequences of the five precepts are considered to have an intention so, then there is a relationship among the five precepts that bind one to the other so that Pancasila is a unity of the round.


If we understand the composition of Pancasila in a way such that, then please Belief in God Almighty is the most general and abstract, because his position is so, then please Belief in God Almighty is the basis of the sila-sila another. Precepts Belief in God Almighty is the unity of the round, then the second principle which hierarchically animated by the first principle and then animates the third principle, which is imbued third sila sila sila first and second and fourth principle animates so on. Such is the logic relations.
What's interesting to be criticized is that the composition of the unity of Pancasila Pancasila Sila-sila is hierarchical and pyramidal shaped like a paradigm of the 19th century positivism of Hans Kelsen's theory is very influential with his stufentheory, this concept has not really aligned with the concept of Pancasila state symbol on the shield design of Sultan Hamid II , because the concept is not a hierarchical pyramid, but the concept is to "thawaf" or rotates counterclockwise with clockwise direction, although there are similar statements, that the First Principles of Belief in God Almighty is the basis for sila-sila others but not forming a hierarchical pyramid as Notonagoro views and its adherents.

To clarify the views Notonagoro, the following description is more clearly presented as quoted by Kaelan: "Pancasila consists of five principles, which is an entity that is a single compound is essentially unitary character of the five precepts is a pyramidal hierarchy. Unitary sila-sila Pancasila is a unity of the storied (hierarkies) and pyramidal shape. Understanding math is used to describe the relationship of pyramidal hierarchy of precepts, principles of Pancasila in terms of sequence size (quantity) and also in terms of content and nature (quality). When viewed from the point , then the sequence of the five precepts shows a series of stories in terms of its breadth and content of character, every other principle behind the precepts which are narrower width but more content will be its nature, is a specialization of the sila-sila in his face.
The order of the five precepts that have a mutually binding relationship between the precepts of them by others so it is a unity of the round. In pyramidal-shaped hierarchical structure of unity is the supreme deity, the precepts are the most widely because it is the base (the base) from the four other precepts. The sila-sila formulation of Pancasila unity that is hierarchical and pyramidal shape are as follows; sila supreme deity, is the underlying, involves and inspires sila-sila, just and civilized humanity, the unity of Indonesia, led by the populist wisdom in consultation / representation, and social justice for all Indonesian people. the precepts of a just and civilized humanity, is based on, overwhelmed and inspired by the precepts ketuhan the mighty one, underlying, involves and inspires sila-sila Indonesian unity, democracy led by wisdom in consultation / representation and social justice, the principle of unity of Indonesia, is based on, inspired and overwhelmed with the precepts supreme deity, just and civilized humanity, and underlying causes, including, and animating principle, led by the populist wisdom in deliberation / representation, and social justice for all Indonesian people. led by the precepts of popular wisdom in a consultative / representative, is, based on, overwhelmed and inspired by the sila-sila Belief in God Almighty, just and civilized humanity, and underlying causes, including animating sila-sila and belief in one God, Humanity just and civilized, Indonesian unity and social justice for all Indonesian people. Principles of social justice for all Indonesian people, is based, covered, and sila-sila animated by belief in one God, just and civilized humanity, unity of Indonesia, and the Populist led by wisdom in consultative / representative "

Sila-unitary formulation relationship that is hierarchical principles of Pancasila and the pyramidal shape when formulated with a simple diagram, are as follows: Sila 1, include, underlies and animates sila-sila 2, 3, 4 and 5 Precepts 2, covered, based on and inspired by the precepts 1, and also underlies and animates sila-sila 3.4, and 5. Sila 3, overwhelmed, inspired by the precepts 1 and 2, and includes, underlies and animates sila-sila 4 and 5. Sila 4, covered, based on and inspired by the precepts 1.2 and 3 and include, underlies and animates Sila sila 4 5, covered, based on and inspired by sila-sila 1,2,3, and 4. Illustration above provides that the formulation of the concept of the Unitary relationship Pancasila Sila-sila complement and qualify each other. Sila-sila unitary Pancasila "Compound Single", "hierarchical pyramid;" also has properties qualify each other and complement each other. It is intended that each of the precepts contained in the values of the four other precepts, or with other words in each of the four precepts always be qualified by the other precepts. (Notonagoro, the State Philosophy Pancasila Association of the Republic of Indonesia, 1962 in Sunoto, Know Your Five Principles Approach through Metaphysics Philosophy, Logic and Ethics, 3rd edition, PT. Hanindita Graha Widya, Yogyakarta, 2000, page 91. Kaelan, State Judicial Education Pancasila, Paradigm, Yogyakarta, third edition, 1999, pages 68-71 Notonagoro, Pancasila In Popular Science, Pantjuran Seven, Jakarta, pages 43-44.)

Historically juridical since 1950 Pancasila is no longer true philosophical meaning of the hierarchical pyramid structure, such as the meaning of Pancasila is the philosophical far but "berthawaf" It is proven by Sultan Hamid II transcripts as described to reporters Solichin Salam Buana News 13 April 1967 when asked the Sultan Hamid II: "inclined two large shield emblem and a shield outside the small middle, because according to Mr pendjelasan. Mohammad Hatta, who was involved in the committee formulating the Five-Principles of nine in 1945 when the exchange of opinion in the Committee of Nine in mid-June 1945, the five principles of the Five Precepts important as the defense of this nation according to him is the first principle Ketoehanan the Almighty, then this nation can survive the next advanced to build the next generation / cadres pedjuang dignified nation / berprikemanusiaan symbolized by the precepts which both the just and civilized humanity, after it was built Indonesian unity third principle, because only with inter-country unite and blend in the United States of Indonesia became the nation is strong, the new building of the next steps of parliament in a democratic country RIS consultative / representative, because with the way that can be together mewudjudkan social justice for all people Indonesia, the basins of the people, for the people by the people because of dedication to the nation and God in God. Top pendjelasan Prime Minister of the RIS, then only the middle shield small input-shaped symbol of unity sila Nur Tjahaya segilima pointed star, symbolizing the idea deserves to know the direction of the Five- Sila was just following the direction of motion when people "berthawaf" / hour in opposite directions Djarum / "gilirbalik" said Borneo language of symbols into one symbol sila sila seterusnja second and, because seharusnja like that as a nation browse / descry sedjarahnja and roots trace back to where the direction of the Indonesian nation was brought forward so as not to lose their meaning spirit and "djatidiri"-them; when mendjabarkan values of the Five-Precepts berbangsanja regarding all aspects of life, such as various messages Jang His Majesty's speech at every opportunity. That then just create an image symbolizing the Five Sila with the concept of spin-motion "thawaf" / turn behind the words in Borneo as a symbol of the concept of building a prediction of the future direction of the Indonesian nation is our journey this tjintai.

"... Philosophy" thawaf "contains a message that the idea of the Five-Precepts could didjabarkan together in developing countries, because it was" thawaf "or turn Kalimantannja behind by language, there is the meaning which makes kembali-membangun/vermogen tudjuannja on a clear target , viz just and prosperous society which coexist in harmony and peace, that by His Excellency the President Soerkarno Jang, referred to in udjungnja falsafahnja direction, namely to build the country but the moral remains high mendjunjung religious values of each religion that is in the bosom of the people nation in parts of the territory of the state of RIS and his people still have the original character in accordance with the "djatidiri" nation / inclined to build a "nation-building character" according pendjelasan Jang His Excellency President Sukarno to the course. (author of the original copy the appropriate spelling)

Based on transcripts of Sultan Hamid II of the above is clear, that the State Seal is designed Sultan Hamid II was trying to visualize the Pancasila into a symbol of the State or memsimbolisasikan precepts of Pancasila and unity is nur light for the fourth and inappropriate other precepts in mind, that RI State Coat of today are historically real RIS state symbol set on February 11, 1950 by the Parliament of the RIS, then the picture became an official annex PP No. 66 Year 1950 this case as defined in Article Article 6: "The Comparison of color and symbol size Republic of Indonesia is as depicted in the annex to Government Regulation This, then drawing the same symbol of the country became an official annex of Law No. 24 Year 2009 on Article 50 The form, color and size comparison of the State Seal referred to in Article 46 through Article 49 contained in the annex are an integral part of this Act, because It is the last picture of the design improvements Sultan Hamid II of the disposition of Soekarno March 20, 1950 and made by him in size and scale of authentic documents submitted to the Supreme Mas July 18, 1974 is currently in a private room Mas Agung Agung Mas Foundation, Kwitang Senen Jakarta.

If we can be exposed to more in-depth exploration of some of the following: First, that since August 17, 1945 until February 10, 1950 State of the Republic of Indonesia does not or do not have a symbol of state and the juridical constitutional concerning the State Seal is not regulated in the 1945 Constitution and a new set after accommodating the recommendations of the National Seminar on the History of Law of the State Seal in the Kal- Bars, in 2000 and elements of society, Kal-Bar filed a formulation of the 1945 amendment to add Article 36 to 36 A of the state symbol, so the sound is the Garuda Pancasila State Coat of Arms with the motto Unity in Diversity as the recommendations presented at the First Assembly of PAH in 2000, through the Chairman MPR / DPR Akbar Tandjung at the Hotel Kapuas Palace Pontianak, such as thesis research recommendations.
Secondly, For the real history Coat State honesty that is used today is a symbol actually historically RIS countries, since established by Parliament on February 11, 1950 RIS constitutional mandate of Article 3 paragraph 3 RIS Government established the State Coat of stamp duty and, later, when the RIS changes to the RI state symbol in 1950 under the Provisional Constitution of RIS are then became an official annex PP No. 66 Year 1950 as defined in Article 6 "Shape Comparison of color and symbol size Republic of Indonesia is as depicted in the annex to this Government Regulation" and then the second amendment to the Constitution since 1945 in 2000 , picture symbols RI State official in the appendix PP No. 66 Year 1950 later became official attachment of Law No. 24 Year 2009 as affirmed in Article 50: "Form, color and size comparison of the State Seal referred to in Article 46 through Article 49 listed in the appendix accompanying this Act.

Third, the historical background that became the State Coat of juridical official attachment PP No. 66 Year 1950 and Law No. 24 Year 2009 is the result of a normative juridical Sultan Hamid II of the draft RIS and the days since the year 2000 became a constitutional state attribute as a symbol of the RI based on Article 36 A symbol is the Garuda Pancasila state with the motto Unity in Diversity and pursuant to section 36 C 1945 amendment further elaborated into the Law No. 24 Year 2009 ABOUT THE FLAG, LANGUAGE, AND THE SYMBOL OF STATE, AS WELL AS the national anthem, which was previously only provided in Regulation No. 66 Year 1950 About Coat of State Constitution in 1950 as a translation of Article 3 paragraph 3: "Stamp and Seal of State established by the Government" and Government Regulation No. 66 Year 1950 Transitional Provisions enacted under the provisions of Article II of the Constitution in 1945.

Fourth, an analysis of legal history since 1978 in a statement Bung Hatta Bung Hatta book, answer, page 108.112 which states that what makes a symbol of the state is the Sultan Hamid II and inaugurated the use by the Cabinet RIS dated February 11, 1950 and accepted by the Government and Parliament, who emerge polemic designing the actual state symbol, and the last statement Akmal Sutja, 1986 in the book Around the Garuda Pancasila, p. 78-79 states until there is research that can be trusted on this matter, would be acceptable only information bung Hatta, that Sultan Hamid II, which has got inspiration brilliantly to lift back the original symbols of the Indonesian people who have been honored by the Indonesian nation throughout its history, Bung Hatta Because one of the leaders who are trusted enough time to be vice president, membernarkan this opinion, rather than presumptions based on the background of Muhammad Yamin only "and This statement, in 1999 Author (S2 students Turiman UI Master of Legal Studies Legal Faktulas Untan) raised thesis research in the form of normative juridical approach to the legal history of state symbol for 2 (two) years to prove scientifically, that the true Sultan Hamid II who designed the Coat of State who form a picture like this, that in 1950 the days of RIS.

Fifth, that the State Coat of Garuda Pancasila with the motto Unity in Diversity is a symbol of the ideology of Pancasila and this was emphasized by President Soekarno, July 22, 1958 "Eagles Eagles, garuda right-wing and left wing berelar 17 fruits, with a tail that berelar 8 fruits, dates 17 months 8, and the berkalungkan shield depicted on the shield of Pancasila. The written underneath artificial seloka professor Tantular "Unity in Diversity", Bhina Ika Tunggal Ika, a single manifold ..... but such has been glued Coat People inside the heart of Indonesia, so that this symbol has become flesh and blood in his love of the people of Indonesia to the Republic, so that the disaster will be highly exalted spiritual foundation of our country if it be changed, if the State was not established and dilangengkan: Pancasila. For now the state emblem that has been loved by the people of Indonesia until the outposts to the village is a symbol that bersendikan to Pancasila. Something changes from the State Association of bringing change to the state symbol. "

Sixth, Prof Dr Drs Notonagoro in Speech Dies Natalis Langga Air University on 10 November 1955 at this time many referenced and be back when discussing the philosophy of Pancasila. Notonagoro argues, in his book Philosophy Pancasila Association of the Republic of Indonesia, in 1962 argued: "The composition of Pancasila is hierarchis and has a pyramidal shape. If the core essence, the sequence of the five principles indicate a short circuit in this area, each was behind sila sila Another is the specialism of the sila-sila which dimukanya. If the sequences of the five precepts are considered to have an intention so, then there is a relationship among the five precepts that bind one to the other so that Pancasila is a unified whole. Since the year 1955 that purport Pancasila taught to students and students throughout Indonesia and tends to be understood by the philosophical meaning of Pancasila legal penstudi hierarchical pyramid structure affected and impressed from Positivism paradigm or theory of Hans Kelsen Theory Stufen then forwarded various penstudi philosophy of Pancasila and Indonesian law.

Seventh, Transkirp Sultan Hamid II dated 13 April 1967 states: "It must be understood that the symbolization of ideas just follow the direction of motion when people" berthawaf "/ hour in opposite directions Djarum /" gilirbalik "said Borneo language of symbols into one symbol sila sila second and seterusnja, because seharusnja like that as a nation browse / descry sedjarahnja and roots trace back to where the direction of the Indonesian nation was brought forward so as not to lose their meaning spirit and "djatidiri"-them; when mendjabarkan the values of the Five-Precepts berbangsanja relate all areas of life, such as various speech messages Jang His Majesty at every opportunity.

Clarify and explain in clear, that Pancasila is the philosophical "berthawaf" later on July 9, 2009 date of enactment of Law No. 24 Year 2009 About FLAG, LANGUAGE, AND THE SYMBOL OF STATE, National Anthem and also the Official Gazette No 109 and Supplement No. 5035 on Article 48 paragraph (1) states: "In the midst of a shield as referred to in Article 46 there is a thick black line depicting the equator. Paragraph (2) At the shield as referred to in Article 46 there are five pieces that embody the basic space of Pancasila as follows: a. basis of the supreme deity, symbolized by the light in the middle of the shield-shaped five-cornered star, b. The basis of the Fair and civilized humanity symbolized by the rope chain and square-edged circle at the bottom left of shield; c. basic unity of Indonesia is represented by a banyan tree in top left of the shield; d. Populist basis that Led by Wisdom Wisdom in Consultative / Representative symbolized by the bull's head in the top right of the shield; and base e. Social justice for all Indonesian people symbolized by cotton and rice in the lower right of the shield.

Based on the text kenegaraaan in Law No. 24 year 2009 on Article 48 above is not philosophical Pancasila unstructured "Hierarchical Structure of the Pyramid" as the view of Prof. Notonagoro but was "thawaf" as the views of Sultan Hamid II, do people interpret Pancasila Indonesia with a philosophical or philosophically berthawaf hierarchical pyramid which actually aligned with sunatullah, that actually what is in the heavens and the earth and the DNA inside human being berthawaf, at the level of the Indonesian context it is clear that the first principle is the supreme deity guiding star and light for the fourth nur other precepts as stated President Sukarno: Soekarno ( 1945), among others, said: "The principle of the Godhead! Not only do the Indonesian people to God, but each Indonesian people should be to God, his Lord alone. The Christians worship God according to the instructions Isa Al-Masih, a Muslim who was the prophet of God according to the instructions Muhammad SAW, Buddhists perform worship according to the books with him / her. But let us all to God. It should be the country of Indonesia is the country that each person can worship the Lord in a way that freedom. The whole people of God should be to a culture that is with no "religious egoism". And should the state of Indonesia one State that had the Lord! ". (Sukarno in Sunoto, Know Your Five Principles Approach through Metaphysics Philosophy, Logic and Ethics, 3rd Edition, Hanindita, Yogyakarta, 2000, page 72) this view is also consistent with the view of expert knowledge Asshiddiqie administrative law: "Precepts Belief in God Almighty is the precepts first and foremost that illuminate the four other precepts. The view to the deity is embodied in ideas of a just and civilized humanity. Encouragement of faith and devotion to God Almighty that determine the quality and degree of humanity someone among fellow human beings, so the fairy society and state can grow healthy life in a structure that is fair, and thus the quality of civilization can grow in dignity among the nations. The spirit of the supreme deity, it must also convince all the Indonesian people to unite under the rope of God the Almighty. The differences between fellow citizens Indonesian state based on Pancasila. In container country, its people are citizens. Therefore, in order to citizenship (Civility), no need to question about ethnicity, religious belief, color, and even social status. The important thing seen is a person of citizenship status in container country. Every citizen is the people, and that's a sovereign people in the country of Indonesia, where sovereignty is manifested through consultative mechanisms and institutionalized through a system of representation. The four basic precepts or that country, ultimately aimed at realizing social justice for all Indonesian people . (Jimly Asshiddigie, Indonesian Constitution and constitutionalism, the Court and the Center for Constitutional Law Studies Faculty of Law University of Indonesia, 2004, pages 52-53). we still self-conscious as a nation that relegius to understand the identity of the nation through the philosophical berthawaf Pancasila state symbol, reflect the views of Sukarno in his lecture on Basic Philosophy Pancasila State (1960), among others, affirmed: "Religion does not require territoor, religion is also about humans. But see any religious people, - I'm religious, you are religious, Christians in the Roman religion, the Christian religion in the Netherlands, the Englishman who sat in London in a religion, in short, a religious man in his religion does not recognize territoor, when he moved his mind the purposes of the state, he should not have to stand on territoor, above the region. No country, even though that country called Islamic countries, without territoor. Pakistan calling itself the Islamic State, Islamic Republic of Pakistan, admitted territoor anyway. Even the founder of the Republic of Pakistan, namely Mohammad Ali Jinnah, he said - this historic speech -: "We are a nation". This is one argument of the Mohammad Ali Jinnah when he founded Pakistan. Not only was he said "We Are a" religion ", we are one religion he said:" We Are a nation ", we are one nation (in Sunoto Soekarno, Pancasila based approach to Know Metaphysical Philosophy, Logic and Ethics, 3rd Edition, Hanindita, Yogyakarta, 73 pages ) the real world, not to Islam but of Islam to the world of the Qur'an not only to Islam but the Qur'an to the world, because real human guidance Qur'an (Sura 3 verse 138), the Islamic longing for peace is genuine joint with others, unless this nation is not want to live in peace or national elements have been out of orbit (orbit) like planets out of orbit, then wait for its demise!, do not want to declare the President formally state that the designer drawing the symbol nation state of Indonesia is the son of Kal-Bar Sultan Hamid II as he promised before the Sultan in Pontianak, also in the room at the Palace of Sultan Muhammad Kadriah, remember the message of Al-Quran Allah has told you to convey the message to the right to receive it. And when ye judge between man, the determination that the law should be fair, that God has given it his best teaching you. Surely Allah is Hearing and Seeing, O ye who believe! You shall be standing upright on a fair truth simply because God in giving testimony, and Do not let hatred of a people to influence you to act unjustly. Adilah valid because it was just closer to piety. Therefore bertaqwalah Allah! Surely, Allah knows what you do. Quran Surah Anisa (4) of paragraph 58 and the Qur'an Surah Al anymore (5) of paragraph 8) and to realize the will of people who have died are mandatory! And the vows of a leader must be realized, since vowed to God, not vowed to the people Kal-Bar, the wrath of Allah to mankind that is reluctant to realize the vow or the Indonesian nation is there still a godless nation and moral values considering kemosrotan happened and dipertotonkan to children of the nation! . (The writer is a student and observer S3 UNDIP history of law and administrative law Untan).

By: Turiman Fachturahman Nur, email qitriaincenter@yahoo.co.id, Hp 08,125,695,414. Legal History Researcher First State Coat of Indonesia, in 1999 UI

»»  Baca Selengkapnya...

Semiotika Manusia Abad 21 Perspektif Psikologi Hukum

SEMIOTIKA MANUSIA ABAD 21 DALAM PERSPEKTIF PSIKOLOGI HUKUM

Oleh : Turiman Fachturahman Nur

Kata-kata adalah symbol yang menggambarkan makna lain yang sifatnya “tidak langsung, tidak begitu penting serta figurative (berupa kiasan) dan hanya dapat dimengerti melalui symbol-simbol tersebut”.( Sumaryono, 1999,105)

Kedudukan penafsir menurut Ricoeur harus mengambil jarak dengan obyek yang kita teliti supaya ia dapat membuat interpretasi dengan baik. Ricoeur sadar bahwa setiap manusia pasti dalam benaknya sudah membawa anggapan-anggapan atau gagasan-gagasan, oleh karenanya kita sama sekali tidak dapat menghindari diri dari prasangka. Dibalik itu pula Ricoeur sadar bahwa anggapan-anggapan dan gagasan-gagasan yang terdapat pada para penafsir itu turut mempengaruhi dalam mereka dalam memberi kritik. (Sumaryono, 1999,106-107) dan tugas dari seorang penafsir adalah menguraikan keseluruhan rantai kehidupan dan sejarah yang bersifat laten di dalam bahasa atau teks (Sumaryono, 1999,108

Bagi Paul Ricoeur kenyataan selalu tidak akan pernah lepas dari simbol-simbol yang harus di tafsirkan. Seperti halnya bahasa yang diterjemahkan dalam kata-kata, itu semua harus diterjemahkan agar manusia menemukan makna sesungguhnya. Ricoeur menjelaskan tentang simbol-simbol dengan menggunakan simbol kejahatan dan juga menerangkan asal-usul dari kejahatan itu dengan menggunakan mitos-mitos. Dari sini Ia menerangkan tentang betapa pentingnya memperhatikan simbol-simbol yang hidup dalam masyarakat.

Bagi sebagian manusia ada yang beranggapan, bahwa dunia adalah komedi bagi mereka yang melakukannya, atau tragedi bagi mereka yang merasakannya, tetapi apapun anggapan itu ketahuilah, apapun yang menjadikanmu tergetar, itulah yang terbaik untukmu ! Dan karena itulah, Qalbu seorang pecinta-Nya lebih besar daripada singgasana-Nya, oleh karena manusia diberikan akal untuk mandiri menentukan pilihan hidup, mengapa, karena, sesungguhnya seseorang bisa disebut mandiri bukan lantaran ia sudah tidak lagi meminta, tapi lebih karena ia sudah bisa memberi harapan akan kembali diberi.

Salah satu harapan itu adalah cinta tetapi yang dibutuhkan adalah cinta sejati kepada-Nya, karena cinta yang sejati tidak terletak pada apa yang telah dikerjakan dan diketahui, namun pada apa yang telah dikerjakan namun tidak diketahui. Saat ini banyak manusia sedikit pelit masalah cinta sejati kepada-Nya, patut disadari pula sebenarnya tak ada orang yang terlalu miskin sehingga tidak bisa memberikan pujian.

Ada juga yang terpenting yaitu hidup memerlukan sehat rohani, mengapa demikan ? karena kesehatan rohani selalu tampak lebih berharga setelah kita kehilangannya. Kita tidak bisa menjadi bijaksana dengan kebijaksanaan orang lain, tapi kita bisa berpengetahuan dengan pengetahuan orang lain.

Tiga hal, yaitu cinta sejati kepada-Nya, kesehatan rohani, dan kebijaksanaan telah mengantarkan seorang untuk mampu pembentukan karakter bangsa, mengapa demikian ? konsultan psikologi paling jenius sekalipun tidak lebih mengerti tentang pikiran dan keinginan kita lebih daripada diri kita sendiri. Oleh karena itu untuk memecahkan dibutuhkan diplomasi hidup dan salah satu fungsi diplomasi hidup adalah untuk menutupi kenyataan dalam bentuk moralitas kehidupan jika diibaratkan sebuah pertandingan, maka yang terpenting dari kehidupan bukanlah kemenangan namun bagaimana bertanding dengan baik menemukan jati diri hidup.

Biarkan jati diri hidup menyatu dengan pekerjaan anda. Ketika satu pintu tertutup, pintu lain terbuka; namun terkadang kita melihat dan menyesali pintu tertutup tersebut terlalu lama hingga kita tidak melihat pintu lain yang telah terbuka. Patut disadari, bahwa jenius adalah 1 % inspirasi dan 99 % keringat. Tidak ada yang dapat menggantikan kerja keras. Keberuntungan adalah sesuatu yang terjadi ketika kesempatan bertemu dengan kesiapan. Mengapa demikian karena sumber kekuatan baru bukanlah uang yang berada dalam genggaman tangan beberapa orang, namun informasi di tangan orang banyak.

Artinya semakin anda memahami lebih banyak tentang dunia di sekitar anda, semakin bergairah dan penasaran terhadap kenyataan hidup dalam hidup anda. Oleh sebab itu gairah adalah salah satu elemen pokok yang meringankan upaya dan mengubah kegiatan-kegiatan yang biasa-biasa saja menjadi suatu pekerjaan yang luar biasa dan dapat dinikmati semakin besar “Mengapa”, karena akan semakin besar energi yang mendorong anda untuk meraih sukses.

Memang kadangkala hidup ini butuh mimpi, tetapi ingat mimpi tidak hanya membantu anda berhadapan dengan kegagalan, tetapi mereka juga memotivasi anda secara konstan. Mimpi masa kini adalah kenyataan hari esok. Anda bisa, jika anda berpikir bisa, selama akal mengatakan bisa. Batasan apakah sesuatu masuk akal atau tidak, kita lihat saja orang lain, jika orang lain telah melakukannya atau telah mencapai impiannya, maka impian tersebut adalah masuk akal.

Mimpi itu berbanding lurus dengan tujuan hidup, menuliskan tujuan akan sangat membantu dalam menjaga alasan melakukan sesuatu. Apakah kita bisa untuk mengemban misi kita? Insya Allah kita bisa, karena Allah Mahatahu, Allah tahu sampai dimana potensi dan kemampuan kita. Jika kita tidak merasa mampu berarti kita belum benar-benar mengoptimalkan potensi kita. Jika target obsesi itu baik, maka memiliki obsesi bukan hanya baik, tetapi harus, karena motivasi dari sebuah obsesi sangat kuat.

Untuk menjadi sukses, anda harus memutuskan dengan tepat apa yang anda inginkan, tuliskan dan kemudian buatlah sebuah rencana untuk mencapainya. Bisakah kita meraih sukses yang lebih besar lagi? Merumuskan Visi dan Misi kehidupan adalah salah satu bentuk dalam mengambil keputusan, bahkan pengambilan keputusan yang cukup fundamental. Visi dan Misi anda akan menjiwai segala gerak dan tindakan di masa datang.

Jangan takut dengan gagalnya meraih visi, kegagalan meraih visi sebenarnya bukan suatu kegagalan, tetapi merupakan keberhasilan yang anda tempuh meski tidak sepenuhnya. Visi itulah yang akan menuntun perjalanan hidup anda, bukankah teori maupun konsep itu butuh pengujian dan aplikasi?, karena itu berpikir benar itu baik, tetapi lebih baik berpikir benar dan tepat, karena berpikir benar dan tepat adalah berbikir dengan mata hati.

Bagaimana caranya ? penuhi hidup anda dengan kreativitas, salah satunya menciptakan kebiasaan baru adalah salah satu dari kunci sukses. Jika anda ingin sukses anda harus mulai menciptakan kebiasaan-kebiasaan yang akan membawa anda kepada kesuksesan. Jika anda ingin menang dalam bisnis, karir, pendidikan, olah raga, dsb, maka anda harus memiliki kebiasaan-kebiasaan seorang pemenang pula. Jika anda ingin suatu kehidupan yang berbeda, buatlah keputusan yang berbeda juga. Tengoklah kembali perjalanan anda saat ini, akan menuju kemana? Apakah ke arah yang lebih baik, atau ke arah yang lebih buruk, atau tetap saja seperti saat ini? Tetapkanlah sebuah putusan dan jalanilah menuju konsekuensinya.

Potensial pilihan anda begitu melimpah, keputusan anda dapat saja merubah hidup anda secara dramatis dalam waktu singkat. Hanya satu motivasi yang ada, yaitu karena ridho Allah. Adapun motivasi lainnya harus dalam rangka “karena dan/atau untuk” Allah.

Cinta terbesar dan cinta hakiki bagi orang yang beriman ialah cinta kepada Allah. Sehingga cinta kepada Allah-lah yang seharusnya menjadi motivator terbesar dan tidak terbatas. Oleh karena itu sukses yang sudah anda alami di masa lalu akan membantu untuk memotivasi anda di masa yang akan datang.

Jika Allah yang menjadi tujuan, kenapa harus dikalahkan oleh rintangan-rintangan yang kecil di hadapan Allah? Jika mencari nafkah merupakan ibadah, semakin kerja keras kita, insya Allah semakin besar pahala yang akan diberikan oleh Allah. Jika nafkah yang didapat merupakan bekal untuk beribadah, maka semakin banyak nafkah yang didapat, semakin banyak ibadah yang bisa dilakukan. Itu artinya uang dan Ahklaqul Karimah akan menjadi modal yang sangat berharga baik untuk Anda sendiri, maupun untuk kemajuan umat manusia. Kejarlah keduanya.Jika niat sudah terpancang karena Allah, tidak akan ada halangan yang bisa menghentikan seseorang melakukan sesuatu. Niat karena Allah ialah motivator yang utama dan seharusnya menjadi satu-satunya motivator kita.

Jangan sampai kita terlena untuk memenuhi kekayaan duniawi yang sifatnya hanya sementara saja, hingga kita lupa akan tugas kita yang sesungguhnya di dunia ini yaitu mengumpulkan perbekalan untuk menuju kampung akhirat yang kekal. Jadi perkayalah diri anda baik dengan materi maupun dengan ruhani, dan bagikan kekayaan tersebut kepada orang-orang yang ada disekitar anda, terutama yang lebih membutuhkan.

Ada peluang dan ancaman dibalik harta yang kita miliki. Tindakan kita akan mengacu kepada apa yang ada dalam pikiran kita. Ini mengisyaratkan jangan terpaku dengan asumsi dan persepsi sendiri, karena bisa salah. Cobalah mulai membuka pikiran anda terhadap pikiran orang lain, tentu saja dengan filter nilai-nilai yang anda anut, bersiaplah menjadi gelas kosong ketika membaca perjalanan hidup anda dihadapan orang yang anda anggap menenangkan suarahati anda.

Coba renungkan seperti perkelahian orang yang kecil dengan orang yang besar, jika mengadu tenaga atau kekuatan tentu saja si kecil akan kalah, tetapi dengan kecerdikan, si besar bisa dikalahkan. Sudahkah Anda melihat dan meneliti apa yang sudah Anda lakukan dan membuat rencana ke depan agar lebih baik? Proyek besar tidak bisa diselesaikan sekaligus, tetapi harus dibagi-bagi kebagian yang kecil dan dapat dikendalikan.

Anda hanya memerlukan rencana yang sederhana dan tetap sederhana, yang penting anda konsisten menjalankannya. Dua hal yang perlu anda ketahui sebelum memulai bisnis/perniagaan kehidupan anda, pertama ketahuilah bahwa bisnis itu tidak mudah, kedua bekali diri anda dengan sikap dan keterampilan yang memadai. Tetapi yakinlah bahwa anda bisa. Semua itu dibutuhkan perencanaan, karena rencana adalah jembatan menuju mimpimu, jika tidak membuat rencana berarti tidak memiliki pijakan langkahmu menuju apa yang kamu cita-citakan.

Putuskan apa yang Anda inginkan, kemudian tulislah sebuah rencana, maka anda akan menemukan kehidupan yang lebih mudah dibanding dengan sebelumnya. rencana memberikan arah langkah Anda. Gunakan waktu hidup ini, karena kunci pengelolaan waktu yang efektif: mengeser prioritas dan konsentrasi pada satu pekerjaan pada satu waktu.

Dengan demikian untuk mencapai puncak, anda harus melalui anak tangga dan terus menerus naik, maka anda akan mencapai puncak yang anda inginkan. Jika sukses merupakan akibat, tentu saja ada sebabnya. Jadi langkah pertama jika anda ingin sukses ialah dengan mengetahui terlebih dahulu sebab-sebab yang membuat orang lain sukses.

Apa yang membedakan anda dengan orang lain yang sukses? Jawabannya karena anda tidak mengerjakan apa yang orang sukses kerjakan. Segala sesuatu yang kita kejar selalu menuntut bayaran. Hal yang paling umum yang diperlukan saat mengejar cita-cita ialah mengganggu zona nyaman.

Suatu saat mungkin anda merasa dunia ini bau terasi, kemana pun anda pergi bau terasi selalu tercium. Sebelum anda memutuskan bahwa dunia ini penuh dengan terasi, periksalah diri Anda mungkin ada terasi pada kumis atau pakaian anda. Untuk mengubah sikap, ternyata tergantung pada diri anda sendiri.

Menghilangkan sifat dengki pada diri kita akan membantu kita menuju kesuksesan baik dunia maupun akhirat. Untuk itu salah satu nilai dasar atau budi utama manusia adalah disiplin. Dengan disiplin bukan saja kita tidak mendapatkan sangsi, tetapi dengan disiplin kita akan meraih sukses, terhindar (insya Allah) dari kecelakaan, dan disiplin juga adalah ibadah.

Bermimpilah, buatlah tujuan dari mimpi Anda, buatlah rencana, lakukan rencana, dan capailah mimpi anda. Mungkin saja di tempat lain rezeki anda sudah menunggu. Jika anda mempunyai misi mulia, jangan takut untuk gagal, bukan hasil yang akan dinilai, tetapi usaha anda untuk mencapainya.

Jika kegagalan menghampiri anda bukan berarti anda harus menyerah, tetapi cari jalan lain, kemudian kerjakan lagi. Sekali lagi, jangan cepat menyerah. Menyerah adalah salah satu cara untuk gagal. Jangan lupakan kegagalan, tetapi ambilah hikmahnya. Lupakan kekecewaan, karena harapan dimasa depan masih terbentang luas dan begitu cerah. Jika sudah tidak ada harapan, cobalah jalan yang lain. Masih banyak jalan lain yang bisa membawa anda menuju kesuksesan.

Anda telah mendapatkan sesuatu yang berharga pada kegagalan sebelumnya, sehingga kini anda telah lebih bijaksana, lebih berpengalaman, dan lebih terampil. Diantara ribuan peluang dan kesempatan, di sana ada kesuksesan, namun dikelilingi dengan kegagalan. Ambil kesempatan dan peluang tersebut, biarkan anda gagal dalam proses menemukan kesuksesan tersebut.

Setiap kegagalan yang anda buat adalah anak tangga anda menuju puncak, yaitu sukses. Setiap kegagalan yang anda temukan, memberikan arah yang jelas menuju sukses. Kegagalan: dapat memberikan kekuatan, kegagalan ladang mendapatkan pahala, kegagalan dapat menggali potensi anda Kegagalan mengembangkan kreatifitas anda. Apabila apa yang sudah anda rencanakan dan anda mimpikan tidak terwujud dengan sukses, maka langkah yang paling baik anda ambil adalah bertawakal pada Allah SWT.

Jadi, berharaplah banyak, tetapi jangan kecewa jika gagal. Kecewa atau tidak, semua tergantung anda, tergantung bagaimana anda menyikapi kegagalan. Berharap sedikit hanya akan menghambat anda mengoptimalkan potensi Anda.

Lebih banyak anda mencoba, akan mendekatkan anda kepada sukses, meskipun anda akan mengalami banyak kegagalan.Namun cuma itulah yang kita diperlukan, karena kita sering tidak tahu mana yang akan berhasil. Kebahagian yang didapatkan oleh orang yang menghindari kekecewaan adalah kebahagian yang semu, dia bukan bahagia tetapi hanya tidak kecewa saja. Ingat banyak perusahaan yang dimulai dengan modal besar bangkrut, sebaliknya bisnis dengan modal kecil banyak yang berhasil. Jadi bukan uang yang menentukan keberhasilan anda!

Ubahlah sudut pandang anda terhadap kegagalan, maka anda tidak akan kecewa terhadap kegagalan yang anda alami, setidaknya kekecewaan anda akan sedikit atau sementara saja. Allah SWT mungkin memberikan ujian berupa kegagalan dan kehilangan kepada kita untuk mengajarkan hikmah kepada kita. Mungkin, kegagalan, masalah, dan lingkungan yang tidak menyenangkan adalah sebagian dari skenario Allah SWT dalam membina diri kita.

Jangan hiraukan opini negatif anda, bentuklah kebiasaan beraksi agresif dan positif terhadap ancaman, masalah, dan kegagalan. Fokuskan diri anda pada sasaran akhirnya, terlepas apapun yang terjadi saat ini. Jika sikap kita benar, pengalaman mengecewakan akan memberikan hikmah yang membuat kita bahagia.

Mari kita sama-sama belajar kepada pengalaman. Bukan saja pengalaman diri kita saja, tetapi kita juga bisa belajar pada pengalaman orang lain. Pengalaman adalah guru yang bijak. Ketekunan dan kesabaran jika digabungkan menjadi modal yang sangat besar untuk meraih sukses. Keberhasilan Anda adalah ditentukan oleh anda sendiri dan takdir Allah SWT. Bukan oleh orang lain. Ketimbang tersinggung dengan ejekan dan kritikan, akan lebih baik jika kita malah mengambil manfaatnya. Kadang ejekan dari musuh lebih jujur dari pada pujian seorang teman. Para pemenang mangambil tanggung jawab terhadap hidupnya. Mereka tidak pernah menyalahkan orang lain atau pun lingkungan. Mereka tidak suka mencari-cari alasan terhadap kegagalan mereka.

Dengan hidup di atas garis orbit dan paham pusat orbit kehidupan, kita tidak akan mandeg dengan alasan kondisi atau apa pun yang terjadi pada diri kita. Hidup kita akan lebih hidup. Kita akan bergairah dan memiliki determinasi yang tinggi dalam mencapai cita-cita kita. Orang yang biasa berdalih tidak akan mengambil pelajaran dari kesalahan dan kegagalan, kerena dia sudah siap untuk berdalih lagi. Tidak akan ada keberhasilan tanpa tindakan. Tidak akan tindakan tanpa keberanian. Jadi tidak akan keberhasilan tanpa keberanian. Sukses sejalan dengan keberanian. Jika wawasan anda akan semakin luas, anda akan menemukan jalan-jalan baru untuk meraih sukses. Insya Allah dalam waktu yang tidak lama ketakutan pada diri Anda akan hilang.

Jangan takut menambah saingan dengan membina orang lain, rezeki Allah begitu melimpah di bumi ini. Dan Allah telah menetapkan rezeki bagi setiap makhluk-Nya bahkan hewan melata sekalipun. Ketakutan-ketakutan akan membatasi anda untuk melakukan berbagai hal yang sangat berarti bagi Anda. Mulailah sekarang juga untuk melangkah, menuju tujuan anda meskipun selangkah demi selangkah tetapi akan membawa anda ke tujuan, asal arah yang anda tempuh benar.

Mimpi memang sangat perlu untuk memelihara gairah hidup dan kemajuan, tetapi mimpi tanpa disertai tindakan hanyalah seperti pepesan kosong belaka. Aplikasi atau tindakanlah yang membuat orang sukses, tentu saja setelah mimpi yang tinggi dan ilmu yang mencukupi. Bagaimanapun mimpi yang bernilai tinggi otomatis memerlukan pengorbanan yang tinggi pula dan kerja yang terfokus. Diam tidak pasti, bertindak tidak pasti, kalau begitu mendingan kita bertindak.

Semakin berkerja keras kita, semakin beruntung kita. Apalagi jika niat kita lurus, tidak ada kerja keras kita yang sia-sia. Allah Mahatahu, sehingga pasti akan tahu apa yang terbaik bagi kita, termasuk mungkin kita harus lebih banyak berusaha. Sedetik waktu terlewat, tidak akan pernah bisa kembali. Maka jangan sia-siakan waktu yang kita miliki. Sesungguhnya waktu adalah hidup, dan hidup sendiri adalah menjalani waktu. Sejauh mana anda menghargai waktu, berarti sejauh itulah anda menghargai hidup anda. Bekerjalah sebaik mungkin, pikirkan berbagai kemungkinan yang terjadi, sehingga jika kemungkinan tersebut datang kita sudah siap. Bisa saja esok akan lebih sulit.

Ketidakpastian selalu menyertai kita, jangan lari, percuma. Yang perlu dilakukan ialah gunakanlah kreatifitas anda untuk mencari solusi-solusi baru dan tetaplah semangat untuk mengaplikasikan solusi-solusi tersebut. Mungkin saja setiap masalah dan tantangan yang kita anggap sulit itu masih ada solusinya, namun belum terpikirkan oleh kita.

Hindarilah membatasi diri anda, pikiran-pikiran anda, atau mimpi-mimpi anda, sebab, apa yang kita lakukan atau apa yang kita buat esok hari tidak pernah terpikirkan hari ini. Manusia sudah diberi kemampuan untuk berkreasi. Tidak ada waktu yang lebih baik selain sekarang untuk memulai hidup yang baik. Anda tidak perlu untuk menciptakan ulang kehidupan anda di waktu yang sudah lewat. Mulailah meskipun hanya dengan satu langkah, yang penting anda memulai, jangan ditunda untuk besok.

Jika anda ingin beruntung, persiapkan diri anda dengan membina sikap anda dan membekali diri dengan berbagai keterampilan yang memadai. Ada suatu perumpamaan anak bebek akan bertingkah seperti ayam saat menganggap dirinya ayam. Sebaliknya anak bebek bertingkah laku sebagai mana bebek lainnya saat dia sadar kalau dia itu bebek. Fenomena ini juga berlaku pada manusia, dia akan bertingkah sesuai dengan anggapan pada dirinya sendiri.

Sekali kita underestimate terhadap diri sendiri, kita akan rugi, karena potensi kita akan terkungkung oleh batas yang terlalu sempit dibandingkan dengan batas yang sebenarnya. Cacat atau kekurangan lainnya memang akan membatasi kebebasan kita di suatu sisi. Namun kebebasan itu banyak dan bermacam-macam, jika salah satu kebebasan kita terpenjara kita masih bisa mencari kebebasan yang lainnya.

Jangan menganggap diri kita tidak mampu sebelum mencoba, belajar, dan berlatih. Kita memiliki keunikan masing-masing yang dapat menjadi keunggulan kita masing-masing. Jika anda belum merasa memiliki keunggulan saat ini, mungkin anda belum memiliki semangat yang tinggi dan motivasi yang kuat dalam rangka menggali potensi anda. Untuk meraih keunggulan lebih tinggi kita memerlukan bantuan orang lain. Dalam menghadapi perubahan dan untuk menjadi manusia unggul ada satu jalan yang tidak boleh tidak harus kita lakukan, yaitu selalu memperbaiki diri terus-menerus. Allah SWT memerintahkan kita untuk mau berpikir tentang penciptaan-Nya yang begitu menakjubkan, rumit, dan kompleks. Namun semua itu telah Allah SWT tundukan untuk kita. Ini sebagai tanda bahwa manusia memiliki kemampuan (dari Allah) untuk menundukan apa yang ada di langit dan di bumi.

Mengevaluasi apa yang kita lakukan dan semua pencapaian kita. Apapun hasilnya akan menjadi fondasi kuat untuk kehidupan kita dimasa mendatang yang lebih baik. Lalui kesulitan dan betakwalah, maka kemudahan pun akan datang. Hari ini sebelum kamu mengatakan kata-kata yang tidak baik, pikirkan tentang seseorang yang tidak dapat berbicara sama sekali.

Sebelum kamu mengeluh tentang rasa dari makananmu, pikirkan tentang seseorang yang tidak punya apapun untuk dimakan. Sebelum anda mengeluh tidak punya apa-apa, pikirkan tentang seseorang yang meminta-minta di jalanan. Sebelum kamu mengeluh bahwa kamu buruk, pikirkan tentang seseorang yang berada pada tingkat yang terburuk di dalam hidupnya.

Sebelum kamu mengeluh tentang suami atau istrimu, pikirkan tentang seseorang yang memohon kepada Allah untuk diberikan teman hidup. Hari ini sebelum kamu mengeluh tentang hidupmu, pikirkan tentang seseorang yang meninggal terlalu cepat. Sebelum kamu mengeluh tentang anak-anakmu, pikirkan tentang seseorang yang sangat ingin mempunyai anak tetapi dirinya mandul.

Sebelum kamu mengeluh tentang rumahmu yang kotor karena pembantumu tidak mengerjakan tugasnya, pikirkan tentang orang-orang yang tinggal dijalanan. Sebelum kamu mengeluh tentang jauhnya kamu telah menyetir, pikirkan tentang seseorang yang menempuh jarak yang sama dengan berjalan. Dan disaat kamu lelah dan mengeluh tentang pekerjaanmu, pikirkan tentang pengangguran, orang-orang cacat yang berharap mereka mempunyai pekerjaan seperti anda.

Sebelum kamu menunjukkan jari dan menyalahkan orang lain, ingatlah bahwa tidak ada seorangpun yang tidak berdosa. Orang-orang yang melontarkan kritik bagi kita pada hakikatnya adalah pengawal jiwa kita, yang bekerja tanpa bayaran. Bekerjalah bagaikan tak butuh uang, mencintailah bagaikan tak pernah disakiti, menarilah bagaikan tak seorang pun sedang menonton. Produk Lingkungan anda adalah produk dari lingkungan anda, maka, pilihlah lingkungan yang terbaik bagi pengembangan anda menuju tujuan-tujuan anda. Analisalah hidup anda melalui lingkungan anda. Apakah hal-hal yang disekitar anda membantu anda menuju sukses atau malah menahan anda? Orang yang berhasil akan mengambil manfaat dari kesalahan-kesalahan yang ia lakukan, dan akan mencoba kembali untuk melakukan dalam suatu cara yang berbeda.

Maafkanlah musuh-musuh anda, tapi jangan pernah melupakan nama-namanya. Pandanglah hari ini, kemarin sudah menjadi mimpi dan esok hari hanyalah sebuah visi. Tetapi, hari ini yang sungguh nyata, menjadikan kemarin sebagai mimpi kebahagiaan, dan setiap hari esok sebagai visi harapan. Katalanlah saya telah mempelajari kehidupan pria-pria besar dan wanita-wanita terkenal, dan saya menemukan bahwa mereka yang mencapai puncak keberhasilan adalah mereka yang melakukan pekerjaan-pekerjaan yang ada di hadapan mereka dengan segenap tenaga, semangat, dan kerja keras.

Bila anda memerlukan kata-kata untuk menggambarkan pengetahuan dan pemahaman, itu seperti burung dalam sangkar. Memiliki sayap namun tak bisa terbang. Kita semua hidup dalam ketegangan, dari waktu ke waktu, serta dari hari ke hari; dengan kata lain, kita adalah pahlawan dari cerita kita sendiri. Coba renungkan aku telah belajar untuk diam dari orang yang banyak omong, belajar toleran dari orang yang tidak toleran, dan belajar menjadi ramah dari orang yang tak ramah; namun, sungguh aneh, aku tak berterima kasih pada orang-orang ini.

Kita seharusnya diajar untuk tidak menunggu inspirasi untuk memulai sesuatu. Tindakan selalu melahirkan inspirasi. Sedangkan inspirasi jarang diikuti dengan tindakan. Patut direnungkan bahwa kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh. Bila anda ingin mendapatkan kebahagiaan dalam satu jam, tidurlah. Bila anda ingin mendapatkan kebahagiaan dalam sehari, pergilah memancing. Bila anda ingin mendapatkan kebahagiaan dalam setahun, mintalah keberuntungan. Bila anda ingin mendapatkan kebahagiaan seumur hidupmu, maka tolonglah orang lain.

Mengapa demikian ? karena orang-orang yang gagal dibagi menjadi dua; yaitu mereka yang berpikir gagal padahal tidak pernah melakukannya, dan mereka yang melakukan kegagalan dan tak pernah memikirkannya. Cara untuk menjadi di depan adalah memulai sekarang. Jika memulai sekarang, tahun depan anda akan tahu banyak hal yang sekarang tidak diketahui, dan anda tak akan mengetahui masa depan jika anda menunggu-nunggu. bukankah kepuasan terletak pada usaha, bukan pada hasil. Berusaha dengan keras adalah kemenangan yang hakiki.

Memang dalam hidup, terkadang kita lebih banyak mendapatkan apa yang tidak kita inginkan. Dan ketika kita mendapatkan apa yang kita inginkan, akhirnya kita tahu bahwa yang kita inginkan terkadang tidak dapat membuat hidup kita menjadi lebih bahagia. Masa depan yang cerah berdasarkan pada masa lalu yang telah dilupakan. Kamu tidak dapat melangkah dengan baik dalam kehidupan kamu sampai kamu melupakan kegagalan kamu dan rasa sakit hati.

Coba kenanglah waktu kamu lahir, kamu menangis dan orang-orang di sekelilingmu tersenyum. Jalanilah hidupmu sehingga pada waktu kamu meninggal, kamu tersenyum dan orang-orang di sekelilingmu menangis. Semoga kamu mendapat cukup kebahagiaan untuk membuat kamu bahagia, cukup cobaan untuk membuat kamu kuat, cukup penderitaan untuk membuat kamu menjadi manusia yang sesungguhnya, dan cukup harapan untuk membuat kamu positif terhadap kehidupan.

Sungguh benar bahwa kita tidak tahu apa yang kita miliki sampai kita kehilangannya, tetapi sungguh benar pula bahwa kita tidak tahu apa yang belum pernah kita miliki sampai kita mendapatkannya. Masa depan yang cerah selalu tergantung pada masa lalu yang dilupakan. Kita tidak dapat meneruskan hidup dengan baik jika tidak dapat melupakan kegagalan dan sakit hati di masa lalu. Takut akan kegagalan seharusnya tidak menjadi alasan untuk tidak mencoba sesuatu.

Sebelum tidur, bertanyalah, kebaikan apa yang sudah kulakukan hari ini ? Jika kita yakin kita akan menang, majulah perang. Jika kita tidak yakin, mundurlah dulu untuk menyusun kekuatan agar kita yakin bisa menang. Mengapa demikian ? karena kebesaran seseorang tidak terlihat ketika ia berdiri dan memberi perintah, tetapi ketika ia berdiri sama tinggi dengan orang lain dan membantu orang lain untuk mengeluarkan yang terbaik dari diri mereka guna mencapai sukses. Tindakan anda memiliki kekuatan yang lebih dahsyat untuk mempengaruhi orang lain dari pada perkataan anda.

Harus disadari, bahwa keberuntungan adalah kesiapan menghadapi kesempatan. Menetapkan tujuan boleh saja asalkan tidak membuat kita kehilangan kesempatan untuk menikmati kelak-kelok kehidupan yang menarik. Patut disadari pula bahwa toleransi adalah minyak yang melumasi friksi dalam kehidupan. artinya bukannya seberapa banyak tahun yang telah kita jalani yang membuat hidup berarti, tapi apa yang kita lakukan dalam tahun-tahun tersebut. Bukannya apa yang kita terima yang bermakna, tetapi apa yang kita berikan untuk orang lain.

Dalam hidup ini ada dua hal yang selalu menerpa kehidupan, yaitu cinta dan Kesedihan, oleh karena itu benci kepada dua hal itu tak hilangkan kenangan yang tercipta, benci tak luluhkan hati yang mencinta benci hanya timbulkan rasa gundah di hati benci hanya hasilkan kebencian itu sendiri Kemana akan ku bawa hati ini, hati yang penuh dengan kegundahan karena benci, Mengapa hati manusia bisa terluka.

Mengapa manusia tak hanya diberi bahagia Seperti seorang Gibran pernah berkata tentang cinta. Biarkanlah dia memelukmu walaupun pedang-pedang di balik sayapnya melukaimu. Cinta tak hanya memberi kebahagian Tapi juga memberi kesedihan Tapi kadang kesedihan yang diberikan cinta itulah satu kebahagiaan seorang pecinta. Boleh jadi kamu mencintai sesuatu, padahal ia teramat buruk bagimu. Dan bisa jadi kamu membenci sesuatu, tetapi sebenarnya ia baik bagimu. Allah mengetahui sedang kamu tidak tahu banyak.

Dalam hidup, seringkali kita lebih banyak mendapatkan apa yang tidak kita inginkan. Dan ketika kita mendapatkan apa yang kita inginkan, akhirnya kita tahu bahwa apa yang kita inginkan terkadang tidak dapat membuat hidup kita menjadi lebih bahagia. Seandainya kita tidak mampu untuk mengutuskan secebis kesenangan kepada orang lain, berusahalah supaya kita tidak mengirimkan walau sezarah kesusahan kepada orang lain.

Seseorang manusia harus cukup rendah hati untuk mengakui kekhilapannya, cukup bijak untuk mengambil manfaat daripada kegagalannya dan cukup berani untuk membetulkan kekhilapannya. Jadikan dirimu bagai pohon yang rindang di mana insan dapat berteduh. Jangan seperti pohon kering tempat sang pungguk melepas rindu dan hanya layak dibuat kayu api. Bermimpilah tentang apa yang ingin kamu impikan, pergilah ke tempat-tempat kamu ingin pergi. Jadilah seperti yang kamu inginkan, karena kamu hanya memiliki satu kehidupan dan satu kesempatan untuk melakukan hal-hal yang ingin kamu lakukan.

Renungkan sekali lagi bahwa masa depan yang cerah berdasarkan pada masa lalu yang telah dilupakan. Kamu tidak dapat melangkah dengan baik dalam kehidupan kamu sampai kamu melupakan kegagalan kamu dan rasa sakit hati. Doa memberikan kekuatan pada orang yang lemah, membuat orang tidak percaya menjadi percaya dan memberikan keberanian pada orang yang ketakutan Janganlah berputus asa. Tetapi kalau anda sampai berada dalam keadaan putus asa, berjuanglah terus meskipun dalam keadaan putus asa.

Dunia ini umpama lautan yang luas. Kita adalah kapal yang belayar dilautan telah ramai kapal karam didalamnya andai muatan kita adalah iman, dan layarnya takwa, niscaya kita akan selamat dari tersesat di lautan hidup ini. Dalam masyarakat manusia ada binatang jalang tetapi dalam masyarakat binatang tidak ada satu pun manusia jalang

Kita butuh sahabat sejati, karena sahabat sejati adalah mereka yang sanggup berada disisimu ketika kamu memerlukan sokongan walaupun saat itu mereka sepatutnya berada di tempat lain yang lebih menyeronokkan, jangan jadikan hatimu terluka, karena hati yang terluka umpama besi bengkok walau diketuk sukar kembali kepada bentuk asalnya, bagai setitik dakwet mampu membuat sejuta manusia berfikir tentangnya.

Tanda-tanda orang yang budiman ialah dia akan berasa gembira jika dapat berbuat kebaikan kepada orang lain, dan dia akan berasa malu jika menerima kebaikan daripada orang lain. Semulia-mulia manusia ialah orang yang mempunyai adab yang merendah diri ketika berkedudukan tinggi, memaafkan ketika berdaya membalas dan bersikap adil ketika kuat. Supaya engkau beroleh sahabat, hendaklah diri engkau sendiri sanggup menyempurnakan menjadi sahabat orang. Sebaik-baik manusia ialah yang diharapkan kebaikannya dan terlindung dari kejahatannya.

Hiduplah seperti lilin menerangi orang lain, janganlah hidup seperti duri mencucuk diri dan menyakiti orang lain, fikirkan tentang dirimu. Jika satu anak bangsa telah mulai berfikir, tidak ada satu kekuatan pun yang boleh menghentikannya, semoga kamu mendapat cukup kebahagiaan untuk membuat kamu bahagia, cukup cobaan untuk membuat kamu kuat, cukup penderitaan untuk membuat kamu menjadi manusia yang sesungguhnya, dan cukup harapan untuk membuat kamu positif terhadap kehidupan.

Renungkan kita lahir dengan dua mata di depan wajah kita, karena kita tidak boleh selalu melihat ke belakang. Tapi pandanglah semua itu ke depan, pandanglah masa depan kita. Kita dilahirkan dengan dua buah telinga di kanan dan di kiri, supaya kita dapat mendengarkan semuanya dari dua buah sisi. Untuk berupaya mengumpulkan pujian dan kritikan dan memilih mana yang benar dan mana yang salah.

Kita lahir dengan otak di dalam tengkorak kepala kita. Sehingga tidak peduli semiskin mana pun kita, kita tetap kaya. Karena tidak akan ada seorangpun yang dapat mencuri otak kita, fikiran kita dan idea kita. Dan apa yang anda fikirkan dalam otak anda jauh lebih berharga daripada emas dan perhiasan.

Kita lahir dengan dua mata dan dua telinga, tapi kita hanya diberi satu buah mulut. Karena mulut adalah senjata yang sangat tajam, mulut bisa menyakiti, bisa membunuh, bisa menggoda, dan banyak hal lainnya yang tidak menyenangkan. Sehingga ingatlah bicara sesedikit mungkin tapi lihat dan dengarlah sebanyak-banyaknya.

Kita lahir hanya dengan satu hati jauh di dalam diri kita. Mengingatkan kita pada penghargaan dan pemberian cinta diharapkan berasal dari hati kita yang paling dalam. Belajar untuk mencintai dan menikmati betapa kita dicintai tapi jangan pernah mengharapkan orang lain untuk mencintai kita seperti kita mencintai dia, itulah suara hati manusia, yang terkristal pada kejujuran, tanggung jawab, visioner, kerjasama, disiplin, adil dan peduli.

Berilah cinta-kepada-Nya tanpa meminta balasan dan kita akan menemui cinta yang jauh lebih indah. Yang memimpin wanita bukan akalnya, melainkan hatinya. Jangan jadi pengecut, pengecut mati banyak sekali sebelum kematiannya. Yang berani mati hanya sekali. Amat mudah untuk memadamkan api yang sedang marak, tetapi sukar untuk meredakan api kemarahan dalam diri.

Kata-kata itu sebenarnya tidak mempunyai makna untuk menjelaskan perasaan. Manusia boleh membentuk seribu kata-kata, seribu bahasa. Tapi kata-kata bukan bukti unggulnya perasaan. Karena itu butuh sahabat terbaik, karena sahabat terbaik adalah dia yang dapat duduk berayun-ayun di beranda bersamamu, tanpa mengucapkan sepatah katapun, dan kemudian kamu meninggalkannya dengan perasaan telah bercakap-cakap lama dengannya.

Apa maknanya ? Ingat lumbung emas dalam diri kamu adalah fikiran kamu. Kamu dapat menggalinya sedalam-dalamnya dan sepuas-puas yang kamu inginkan, sedangkan mahkota kemanusiaan ialah rendah hati. Setiap jiwa yang dilahirkan telah tertanam dengan benih untuk mencapai keunggulan hidup. Tetapi benih itu tidak akan tumbuh seandainya tidak dibarengi dengan keberanian

Jika keadilan bisa ditegakkan, keberanian tidak diperlukan lagi. Tiada siapa yang paling pandai dan paling bodoh di dunia ini karena setiap yang pandai itu boleh menjadi bodoh dan setiap yang bodoh itu boleh menjadi pandai, karena akal itu menteri yang menasihati, hati itu ialah raja yang menentukan, harta itu satu tamu yang akan berangkat, kesenangan itu satu masa yang ditinggalkan. Barangsiapa memusuhi orang yang di bawahnya, hilang kewibawaannya.

Hidup biarlah berbakti, walaupun tidak dipuji, karena itu kehidupan ini dibutuhkan keikhlasan, karena keikhlasan itu umpama seekor semut hitam di atas batu yang hitam di malam yang amat kelam. hanya wujud tapi amat sukar dilihat. Kamu dapat mengenal lebih banyak tentang diri seseorang itu dari adab dan pertanyaannya, bukan dari jawaban-jawabannya, Setiap orang dapat mencapai kejayaan dalam hal apa saja, asalkan ia sangat menyukai pekerjaan yang dilakukan. Untuk itu patut disadari bahwa hari ini bila ia datang, jangan biarkan ia berlalu pergi. Esok kalau ia masih bertandang, jangan harap ia akan datang kembali.

Sesuatu yang baik, belum tentu benar. Sesuatu yang benar, belum tentu baik. Sesuatu yang bagus, belum tentu berharga. Sesuatu yang berharga/berguna, belum tentu bagus. Jangan abaikan permintaan orang, kalau tidak mau permintaan kamu diabaikan orang. Itulah ajaran agama, karena agama menjadi sendi hidup, pengaruh menjadi penjaganya. Kalau tidak bersendi, runtuhlah hidup dan kalau tidak berpenjaga, binasalah hayat. Orang yang terhormat itu kehormatannya sendiri melarangnya berbuat jahat. Barangsiapa membawa berita tentang orang lain kepadamu, maka dia akan membawa berita tentang dirimu kepada orang lain. Mengetahui sesuatu dan memahami segala sesuatu adalah lebih baik daripada mengetahui segala sesuatu, tetapi tidak memahami sesuatu.

Sungguh benar bahwa kita tidak tahu apa yang kita miliki sampai kita kehilangannya, tetapi sungguh benar pula bahwa kita tidak tahu apa yang belum pernah kita miliki sampai kita mendapatkannya. Musibah dalam harta lebih ringan daripada musibah dalam kehormatan. Barangsiapa yang hari ini sama dengan kemarin, maka tertipulah dia, dan barangsiapa hari ini lebih jahat dari kelmarin, maka terkutuklah dia. Orang bijaksana tidak sesekali duduk meratapi kegagalannya, tapi dengan lapang hati mencari jalan bagaimana memulihkan kembali kerugian yang dideritainya. Yang telah berlalu biarkan ia berlalu, yang mendatang hadapi dengan cemerlang. Karena bukti akal fikiran seseorang ialah perbuatannya, dan bukti ilmunya ialah ucapannya.

Pandanglah segala sesuatu dari kacamata orang lain. Apabila hal itu menyakitkan hatimu, sangat mungkin hal itu menyakitkan hari orang lain pula. Ambillah waktu untuk berfikir, itu adalah sumber kekuatan. Ambillah waktu untuk bermain, itu adalah rahasia dari masa muda yang abadi. Ambillah waktu untuk berdoa, itu adalah sumber ketenangan. Ambillah waktu untuk belajar, itu adalah sumber kebijaksanaan. Ambillah waktu untuk mencintai dan dicintai, itu adalah hak istimewa yang diberikan Tuhan. Ambillah waktu untuk bersahabat, itu adalah jalan menuju kebahagiaan. Ambillah waktu untuk tertawa, itu adalah musik yang menggetarkan hati. Ambillah waktu untuk memberi, itu adalah membuat hidup terasa berarti. Ambillah waktu untuk bekerja, itu adalah nilai keberhasilan. Ambillah waktu untuk beramal, itu adalah kunci menuju syurga. Renungkan bahwa Orang yang hebat bertindak sebelum berkata dan dia berkata selaras dengan tindakannya.

Kehidupan ini dipenuhi dengan seribu macam kemanisan tetapi untuk mencapainya perlu seribu macam pengorbanan sekali anda terjatuh, jangan jatuh untuk berkali-kali. Menikmati kehidupan itu adalah lebih baik dari hanya sekadar memerhati kehidupan. Tidak ada insan suci yang tidak mempunyai masa lampau dan tidak ada insan yang berdosa yang tidak mempunyai masa depan. Orang yang paling mampu menguasai dirinya ialah yang paling mampu menguasai rahasianya. Tiap-tiap sesuatu, apabila banyak menjadi murah melainkan akal, bertambah banyak lagi berharga. Orang yang mengikuti emosinya, akan kehilangan adabnya.

Ingat dari kesusahan itu akan diperolehi kesenangan dan kebahagiaan, seperti durian berduri karena sedap isinya, kulit manggis pahit sebab manis di dalamnya dan bunga ros berduri karena harum baunya. Fikirkan permusuhan kita akan dimusuhi, fikirkan kebencian, kita akan dibenci. Tetapi sekiranya kita fikirkan kasih maka kita akan dikasihi. Ini adalah undang-undang alam/sunatullah. Kita menjadi seperti apa yang kita fikirkan

Memang hidup ini adalah warna-warni yang terlukis pada kanvas, walaupun tidak cantik ia tetap mempunyai sejuta makna. Ada hal-hal yang sangat ingin kamu dengar tetapi tidak akan pernah kamu dengar dari orang yang kamu harapkan untuk mengatakannya. Namun demikian, janganlah menulikan telinga untuk mendengar dari orang yang mengatakannya dengan sepenuh hati. Jika anda mau membuat sesuatu, anda akan cari jalan (Penulis adalah Dosen Fak Hukum UNTAN)

»»  Baca Selengkapnya...